18 Desember 2007

Menyusu simbok (sebuah persembahan untuk ibu...)

Apa yang akan dilakukan seorang anak kecil ketika sedang dalam kondisi nggak nyaman?. Pasti akan mencari-cari ibunya, kemudian menangis dan merajuk untuk minta perlindungan. Saya rasa, bukan hanya anak kecil saja yang akan begitu. Ketika seseorang merasa nggak nyaman, pasti akan mencari sosok yang bisa dan mampu untuk dijadikan pelindung selain kepada NYA, yaitu ibunda...
Boleh percaya atau tidak, ada 'setruman' khusus antara ibu dan anak. Begitulah yang terjadi, bahwa seorang ibu akan selalu dicari dan dibutuhkan kapan saja dimana saja. Bahkan, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata : "Telah datang seseorang kepada Rasulullah SAW dan berkata ; 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?'. Nabi SAW menjawab : 'ibumu!'. Orang tersebut kembali bertanya, 'kemudian siapa lagi?'. Nabi SAW menjawab : 'ibumu!'. Ia bertanya lagi, 'kemudian siapa lagi?'. Nabi SAW menjawab : 'ibumu!'. Orang tersebut bertanya kembali, kemudian siapa lagi ya Rasulullah?'. Nabi SAW pun menjawab, 'bapakmu!'." (HR Bukhari dan Muslim).
Betapa mulianya seorang ibu sampai-sampai 3x disebut begitu. Dan apakah benar ada ungkapan 'surga dibawah telapak kaki ibu?'. Bisa jadi... Saya sendiri adalah seorang ibu, ibu yang masih 'mbok-mbok en', hehehe. Masih suka nangis dan mewek ketika ditimpa masalah. Tapi, saya pantang menceritakan segala problema hidup yang saya alami ke ibu saya. Nggak tega... Apalagi saya juga pernah merasakan betapa repot dan payahnya mengandung selama sembilan bulan dan berjuang antara hidup dan mati ketika melahirkan. Ruaaarrr biasaaa... sakitnya tiada tara.
Saya juga suka mikirin kalo anak-anak saya susah makan dan beberapa masalah spesial anak-anak seperti sakit, jatuh dll. Itulah yang menyebabkan saya pantang curhat macam-macam ke ibu saya. Tapi herannya, ibu saya suka ngrasa kalo saya lagi ada 'sesuatu'. Dan saya juga bisa merasakan kalo anak saya lagi ada 'sesuatu'. Hubungan batin antara ibu-anak sepertinya nggak mengenal jarak dan waktu, melintas ruang dan batas.
Sudah lama saya hidup terpisah dengan ibu saya secara saya harus ngikut suami. Kadang ada perasaan kangen kalo lama nggak kontak dan kadang sebel kalo ibu saya crewet nanya ini itu. Hal-hal seperti itu biasa terjadi dan akan hilang begitu saja tanpa dimasukin hati.
Sebentar lagi Hari Ibu akan tiba. Saya sebagai seorang anaknya ibu, tidak bisa dan merasa belum bisa memberikan sesuatu yang berguna dan bermanfaat selain materi kepada ibu saya. Apa ya kira-kira?. Saya pernah bertanya kepada ibu, dan beliau hanya menjawab "dadi uwong ora usah macem-macem, sing lurus wae Insya Allah uripmu barokah". Apa sekarang saya sudah bisa menjalankan hal tersebut?. Wallahu a'lam. Sebagai seorang ibu, saya juga tidak berharap yang muluk-muluk terhadap anak saya. Jadi anak yang baik, nurut dan nggak neko-neko, sudah itu saja. Dan tentu saja saling mendo'akan....
Ibu, do'a ku menyertaimu....

kunyanyikan sebuah lagu untukmu ibu
sebagai wujud trimakasih ku kepadamu
tanpa lelah, kau berjuang membesarkanku
berikan yang terbaik untuk ku...
izinkanlah tanganmu ku cium
dan ku bersujud di pangkuanmu
temukan kedamaian di hangat pelukmu...
di dalam hati kuyakin serta percaya
ada kekuatan doa yang engkau titipkan
lewat Tuhan, membuat semangat bila diri ini
rapuh dan tiada berdaya...
ada surga di telapak kakimu
betapa besar arti dirimu
buka pintu maafmu, saat ku lukai hatimu...
ada surga di telapak kakimu
lambangkan mulianya dirimu
hanya lewat restumu, terbuka pintu ke surga
kasih sayangmu begitu tulus
kau cahaya di hidupku
tiada seorang pun yang dapat
menggantimu...