Sebenarnya, liburan ini ditujukan kepada anak-anak yang sedang sekolah, baik TK, SD, SMP, SMA dsb. Berhubung 'pasukan tempur' saya adalah anak sekolahan semua, jadi mau nggak mau, saya sebagai 'induk semang' nya harus ikut menikmati liburan. Secara kerjaan saya juga selalu berhubungan dengan urusan 'berlibur'. Bahkan menurut saya "work is only for people who don't know how to play golf"... Asyiiikkk.
Setiap liburan tiba, saya tidak pernah merencanakan sebelumnya kemana tujuan untuk berlibur. Karena, anak-anak masih kecil-kecil, takutnya kalau direncanakan, malah pas hari H nya mereka nagih dan sedangkan diantara mereka, salah satunya ada yang kena sakit. Jadi, ya to the point aja, kemana mau pergi, ya jalan saja. Yang penting jalan.
Dan setiap liburan dengan anak-anak, saya sengaja tidak membawa pengasuh maupun asisten rumah tangga. Hayo aja, dengan kondisi 4 anak (harusnya 5, tapi yang sulung sedang menuntut ilmu di luar kota), saya kerjakan sendiri dari mulai packing pakaian sampai menyiapkan segala macam konsumsi, perlengkapan 'spesial bocah' seperti susu, botol, diapers, mainan. Disini seni nya. Bahkan, saya menguasai beberapa trik, sehingga seandainya mereka rewel karena boring di jalan, bisa aman terkendali. Salah satunya, saya sengaja menyimpan mainan mereka di tas saya, dan mengeluarkannya satu persatu. Kalo sudah bosen dengan satu mainan, akan saya keluarkan mainan lainnya, dan begitu seterusnya. Tidak lupa, bantal dan selimut adalah hal yang paling penting dan tidak boleh ketinggalan dalam kamus liburan anak-anak saya. Selanjutnya, biarkan saja mereka bermain ala dunia nya selama berada di mobil, jangan dilarang. Ntar juga capek sendiri.
Memang, kondisinya akan seperti kapal pecah, selalu berantakan dan ribut. Berantem adalah hal yang biasa. Dengan begitu, masing-masing anak dapat belajar mencari solusi, mengalah, bekerjasama dan menyelesaikan masalah, sehingga bisa mencerdaskan emosi. Karena saya sudah terbiasa dengan anak banyak, jadi kondisi-kondisi ramai begitu saya nikmati saja.
Liburan kali ini, Insya Allah direncanakan menuju ke Jawa dan Bali. Selain berlibur, kebetulan saya ada kerjaan di Bali untuk beberapa waktu. Saya hanya mengajak 1 anak saya ke Bali. Karena, saya akan banyak kerjanya daripada berliburnya. Biar saja anak saya ikut menikmati dan menyaksikan apa yang akan dikerjakan oleh mamanya.
Biarkan saja anak-anak menikmati apa yang sedang terjadi pada masanya. Bermain, bermain dan bermain yang kemudian akan timbul suatu pelajaran yang tidak akan mereka dapatkan di sekolah. Kenalkan anak-anak pada alam, agar dapat menghargai ciptaan Allah. Ajarkan kepada mereka berhitung agar terbiasa berfikir logis dan biarkan anak berinteraksi dengan orang lain agar terbentuk sikap sportif.