22 April 2008

Pantang menyerah

Pribadi pantang menyerah (tangguh) adalah tidak lain sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap sesuatu yang terjadi dari segi positif. Tidak berhasil menyelesaikan suatu permasalahan, tidak membuat seseorang dikatakan gagal, karena orang yang tidak berhasil untuk pertama kali bisa mencoba lagi untuk kedua kalinya, dan orang yang gagal kedua kali bisa mencoba lagi untuk ketiga kali, sampai ia berhasil. Tetapi patah semangat yang muncul karena tidak berhasil menyelesaikan suatu permasalahan bisa membuat seseorang gagal.
Menjaga konsistensi kegigihan dan pantang menyerah sama artinya seperti kita pergi mencari rahasia sukses dari orang-orang tersukses yang kita kagumi. Hidup ini mengajarkan kepada kita semua untuk selalu melintasi semua medan perjalanan tanpa pernah mengeluh apa lagi putus asa terhadap situasi dan kondisi yang kita temukan di medan perjalanan tersebut. Konsistensi semangat juang harus selalu terpelihara dalam situasi dan kondisi apa pun, sebab hanya itu yang bisa membangkitkan kita dari setiap keterpurukan yang kita alami selama perjalanan hidup kita dalam mengejar mimpi, cita - cita, dan harapan.
Sifat gigih dan pantang menyerah adalah sebuah wujud kepribadian seseorang yang tanpa rasa bosan bangkit dari satu kegagalan ke kegagalan lain dan akhirnya mencapai sukses dan keberhasilan. Rajin dan Pantang Menyerah adalah sepasang sifat dasar yang harus dimiliki seseorang untuk sukses dan berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta mencapai sesuatu yang diperjuangkan. Seseorang yang gigih, rajin dan pantang menyerah adalah seseorang yang memiliki daya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi karena dengan kedua daya itu, dia senantiasa berusaha memberi berbagai jawaban atas keragaman tantangan yang dihadapinya.
Dalam setiap usaha mengejar mimpi dan harapan, ada-ada saja cobaan yang akan kita alami, semua itu untuk menguji keteguhan hati serta kesiapan kita untuk naik ketingkat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kita tidak boleh terlalu bernafsu, terlalu ambisius, terlalu terburu-buru, ataupun selalu tak sabar. Kalau kita terlalu berambisi dan bergerak maju secara membabi buta tanpa perduli kepada pengendalian resiko, kita akan selalu buta untuk melihat apa yang diberikan Tuhan sepanjang perjalanan hidup kita dalam upaya menemukan mimpi dan harapan. Hak kita untuk mempercayainya, tapi saya sendiri sangat yakin bahwa Tuhanlah yang telah menciptakan semua naskah cerita untuk kita lakoni secara sempurna dan untuk itu kita harus melatih diri melalui segala kebaikan, agar mampu memahami semua isyarat-isyarat dari Sang Pencipta secara optimal.
Beberapa tips yang menurut saya dapat membuat/mempertahankan semangat juang :
  1. Kalau kita mempunyai kecenderungan mudah menyerah, maka langkah pertama yg paling penting adalah mengakui kelemahannya itu. Dengan menyadarinya, kita akan lebih siap untuk memperbaikinya.
  2. Motivasikanlah diri kita untuk mengembangkan sikap pantang menyerah. Sikap ini diperlukan untuk meraih keberhasilan dalam hidup. Orang yg mudah menyerah, frustasi dan mudah putus asa adalah orang yg gagal.
  3. Arahkan mata kita pada tujuan, bukan pada hambatan. Bila kita memandang pada tujuan, maka hambatan tidak akan menakutkan. Tapi sebaliknya, bila kita terfokus pada hambatan, kita akan mudah kehabisan daya juang.
  4. Beranilah mengambil resiko namun dengan perhitungan yg mantap, hadapi dan alamilah pengalaman dan petualangan baru. Keberanian yg benar bukan berarti seperti orang yg terjun bebas ke jurang, tapi seperti orang yg menuruninya setahap demi setahap dengan persiapan yg matang. Kalau kita tidak berani mengambil resiko, tentu saja Anda berada pada tempat yg aman, namun kita tidak akan berkembang.
  5. Hadapilah semua tantangan dengan penuh keberanian. Anggaplah tantangan sebagai "Sparing Partner" yg akan membuat kita semakin kuat, bukan sebagai raksasa yg menelan kita. Semakin banyak tantangan, semakin berani menghadapinya, maka semakin terbentuk karakter yg kuat.
  6. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa kita tidak akan berhasil bila pada usaha kita mengalami kegagalan. Belajarlah dari kegagalan itu agar didapat gambaran yg lebih baik lagi.
  7. Teruslah berusaha, ambillah segala kesempatan yg ada, karena kesempatan itu tak datang untuk kedua kalinya, tidak ada pendobrak kegagalan yg sekuat nilai "kegigihan dan pantang menyerah". Ingatlah filsofi air yg bisa melubangi batu dengan tetesan yg terus-menerus.
  8. Imbangi kegigihan kita dengan pemikiran yg kreatif. Bila perjalanan kita terhalang oleh batu cadas, kita tidak perlu membenturkan kepala untuk membuktikan bahwa kita pantang menyerah. Berhentilah sejenak dan pikirkanlah bagaimana cara mengatasinya. Carilah jalur alternatif!.
  9. Jangan terpengaruh oleh kegagalan orang lain, tapi biarlah keberhasilan orang lain memotivasi kita. Belajarlah dari kegagalan dan kesalahan orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Dengan cara itu kita menghemat banyak sekali waktu dan energi yg sangat berharga.
Kita seharusnya tidak menjadi pesimis dan berserah diri. Kita harus optimis dan selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam hidup ini. Sehingga untuk menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh, 90% orang yang merasa gagal sebetulnya belum tentu gagal, hanya saja mereka cepat menyerah.
Semangat adalah makhluk yang tidak konsisten, dan dia bisa membuat kita terlalu berlebihan dalam bersikap atas sebuah peristiwa yang menguntungkan, atau pun atas sebuah peristiwa yang merugikan. Dia pun bisa menghanyutkan kita bersama emosi negatif, atau membangkitkan kita bersama emosi positif. Namun pada akhirnya semangat tergantung kepada sikap kita, meski semangat sangat berfluktuasi, dia akan mengikuti kemauan kita, bila kita mampu memahami pola fluktuasinya yang konsisten.
Jadi, jangan pernah menyerah jika menghadapi tantangan dalam menggapai mimpi. Asah diri dan mental kita, karena yakin kita mampu. Abaikan setiap kesulitan dan hambatan. Maju terus demi meraih cita-cita. Ketika kita bisa mengalahkan rasa ingin menyerah atau putus asa, pasti kita telah membuka satu kemungkinan untuk bisa menggapai mimpi/sukses kita. Jadi pelihara dan teruskan semangat pantang menyerah, karena semangat pantang menyerah adalah langkah awal kita untuk menggapai mimpi atau sukses.
"Kegagalan adalah guru kita, bukan penghambat kita, kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda, bukan kekalahan. Dan obat dari kegagalan adalah gigih dan pantang menyerah".

11 April 2008

Mimpi

Hidup ini seperti mimpi. Sepertinya baru kemaren saya di lahirkan, dan masih teringat jelas di benak saya ketika beberapa puluh tahun yang lalu, ibu saya pagi-pagi secara rutin menyiapkan seragam merah putih, menggoreng nasi dan menghidangkannya untuk sarapan pagi saya beserta adik-adik. Dan, kemudian mengantarkan kami sampai pintu depan rumah untuk selanjutnya kami di antar abang tukang becak menuju sekolah.
Rutinitas seperti itu sekarang terjadi kepada saya. Setiap pagi, "seharusnya" saya melakukan ritual tersebut. Saya sadar, saya belum melakukan se sempurna yang ibu saya lakukan. Sepertinya saya masih bermimpi bahwa hidup ini berlangsung begitu cepat.
Beberapa hari lalu, saya menjenguk adik saya yang baru melahirkan. Bayi mungil itu, memang di ciptakan oleh Tuhan untuk hidup di dunia sekarang ini, tidak kemaren, tidak tahun lalu. Bahwa kehidupan yang akan datang, sudah direncanakan oleh NYA. Apapun dan bagaimanapun keadaannya, Tuhan sudah mendesign. Akan beratkah?, rumitkah?. Dan, sepertinya bayi yang baru dilahirkan sekarang ini, akan mempunyai mental yang lebih kuat. Tidak seperti saya, yang sepertinya rapuh, mudah mengeluh dan kentara sekali tidak siap menghadapi hidup karena saya merasa seperti masih mimpi.
Apabila saya tidak dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai dan men support saya, mungkin saya sudah hanyut kemana tau, ke arah yang tidak jelas. Apapun yang saya jalani, sepertinya kok salah, tidak pernah beres. Karena saya masih bermimpi...
Dan sepertinya hidup saya di dominasi oleh keasyikan saya menikmati mimpi. Apalagi, mimpi-mimpi yang datang ke saya, sangat variatif bentuknya ; baik, buruk, menyenangkan, menyedihkan... yang kesemuanya itu sangat-sangat saya nikmati.
Teman saya menganggap, hidup saya sudah terlalu enak. Itu karena saya sedang diliputi mimpi baik. Ada juga yang bilang, hidup saya sangat menyedihkan, itu karena ketika saya sedang diliputi mimpi buruk.
Merealisasikan mimpi, tidak semudah yang dibayangkan. Bahwa untuk mencapai mimpi, harus selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Setiap kali ada sandungan yang membuat diri jatuh, jangan terus dipelihara. Sebaiknya, berusaha untuk selalu menjadi baik dengan menciptakan perubahan. Dan perubahan itu tidak menjamin tercapainya perbaikan, tetapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan......

06 April 2008

Get married

Beberapa kawan sedang rajin konsultasi ke saya tentang pernikahan. Mendadak saya beralih profesi jadi konsultan pernikahan. Yang paling sering ditanya adalah, bagaimana cara pertama kali menghadapi keluarga si calon, mengingat menikah bukan hanya menyatukan dua hati, tapi juga menyatukan dua keluarga.
Cinta adalah urusan hati, manusia tidak punya kuasa terhadapnya. Hati berada di genggaman tangan Tuhan, dan akan diperlakukan sesuai kehendakNYA. Andai cinta bukan mutiara berharga, tidak akan mungkin para Nabi di utus sesuai zamannya. Rasulullah telah menegaskan kenyataan ini. Ketika api asmara mulai membara, tak ada yang bisa memadamkan kecuali dengan menikah. Beliau bersabda : "dua orang yang saling mencintai, hendaknya segera menikah".
Menikah bukanlah untuk mencari orang yang sempurna, tapi untuk sama-sama membuat diri menjadi lebih baik. Itu intinya. Hanya malaikat yang mempunyai kesempurnaan. Tapi, berusaha untuk menjadi sempurna adalah sesuatu yang baik.
Dalam Al Qur'an di sebutkan : Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-Ruum 21).
Dalil yang menta'qidkan seseorang untuk menikah, sudah sangat jelas. Tetapi kadang-kadang, orang masih saja takut untuk menikah. Alasannya banyak, diantaranya adalah karena faktor ekonomi dan kesiapan mental dalam membentuk keluarga yang sakinah untuk menghadapi masa depan. Padahal Allah telah memberi jaminan : "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN, ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (An Nuur 32) .
Banyak cara menuju pernikahan ; ada yang pacaran berlama-lama, tetapi pada akhirnya menikah juga. Ini menunda kenikmatan namanya... Ada juga pasangan yang sudah lama menikah tapi kemudian cerai, padahal pernikahan mereka di dahului dengan pacaran dengan jangka waktu yang lama. Ah, sedih.... Ada juga pasangan yang dijodohkan oleh orang tuanya, akhirnya hidup bahagia. Padahal sebelumnya, orang-orang yang anti perjodohan akan berfikir, gimana nantinya bisa 'klik' karena sebelumnya belum pernah saling mengenal.
Tak ada dosa bagi cinta yang dikendalikan oleh kasih sayang dan taqwa. Muara satu-satunya bagi cinta berhiaskan taqwa adalah pernikahan. Bila pernikahan masih mustahil, maka sabar atas derita menahan diri adalah satu-satunya solusi.
Ada yang harus dibedakan antara cinta sebagai tindakan dan perilaku, dan cinta sebagai perasaan. Cinta yang halal adalah cinta yang masih terbatasi pada dinding perasaan. Sedangkan bila telah melompati pagar dan memasuki wilayah tindakan, seperti ; ciuman dan pelukan, maka hukumnya menjadi haram. Dari tindakan itu akan lahir banyak sisi negatif, sebab sangat sulit bagi pengagung cinta untuk mengendalikannya. Hanya taqwa dan tulus kasih sayang yang bisa mengekangnya.
Tetapi, bagaimanakah sebenarnya cinta yang kita kehendaki?. Kita menginginkan cinta yang mampu mereformasi hati dan jiwa. Kita mendambakan cinta yang memotivasi pelakunya untuk menorehkan catatan sejarah dengan tinta emas sebagai kisan dan kenangan terindah...
Jodoh, mati, rezeki semua ada di tangan Tuhan. Tinggal diri kitanya masing-masing yang harus pintar menjaganya.

03 April 2008

Nyuci kereta

Sejak dua hari lalu, saya berada di kota Medan, mendampingi suami yang sedang ada tugas beberapa hari ke depan. Sebenarnya, Medan bukanlah kota yang asing buat saya, banyak teman-teman dan berbagai urusan yang bersangkutan dengan kota tersebut. Hanya saja, saya jarang sekali nyambangi kota Medan ini, seingat saya baru 2 kali dan itupun dalam interval waktu yang sangat lama.
Tidak banyak yang berubah, hanya saja sudah banyak mall-mall besar di sekeliling kota. Becaknya juga masih Betor, alias Becak Motor. Oleh-oleh khas nya pun masih sama, yaitu teri Medan yang terkenal itu.
Saya termasuk orang yang hobby travelling. Secara kebetulan, pekerjaan saya berhubungan dengan tour&travel. Sangat mengasyikkan, bisa jalan-jalan gratis, dapat duit pula.
Saya sangat menikmati dan mengagumi berbagai ragam kebudayaan yang ada di Indonesia. Kalo sedang mengunjungi suatu daerah di Nusantara ini, pasti yang saya cari adalah sesuatu yang khas yang belum pernah saya jumpai, misalnya makanan, pakaian, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat dan juga bahasa daerah setempat.
Diantara perbedaan-perbedaan yang ada, yang paling unik buat saya adalah Bahasa. Setiap daerah, pasti mempunyai bahasa yang berbeda dan makna yang berbeda, yang kadang-kadang maknanya bisa menimbulkan persepsi berbeda terhadap orang yang tidak mengerti tentang bahasa daerah tersebut.
Suatu ketika, saya menelpon ke rumah teman saya di Medan : "halo bu, bisa bicara dengan Regar?". Si ibu menjawab : "oh, dia lagi nyuci kereta". Hah???... Dalam persepsi saya, dia sedang mencuci kereta api bergerbong-gerbong... ck ck ck, betapa rajinnya teman saya itu.
Dan, semalam saya mendengar teman suami saya bercerita : "tadi siang ada kereta nabrak montor, orang yang naik kereta nya mati karena masuk kolong montor". Wuuuaaah...
Sebagai orang Jawa, saya telan mentah-mentah semua perkataan orang-orang Medan tadi, dan saya juga tidak mau berusaha untuk mencari makna dari kata-kata tersebut, biarkan saja. Bisa jadi memang itu montornya sangat besar sekali sehingga bisa melindas kereta sampai-sampai menewaskan penumpangnya. Dan, teman saya itu memang sangat kurang kerjaan, sehingga mau-maunya dia mencuci kereta.....
ps :
kereta ===> dalam bahasa Medan, berarti Sepeda Motor
montor ===> dalam bahasa Medan, berarti Mobil