30 Maret 2008

Investasi

Mau tau masa depan?. Tidak usah tanya tukang ramal, tapi ingat saja nasehat nenek : "masa depan ditentukan oleh apa yang kau lakukan hari ini".
Saya sedang jatuh cinta pada sesuatu yang ada di foto ini, yang menurut saya adalah merupakan investasi yang bukan saja sangat menjanjikan, tapi juga sangat-sangat menguntungkan.
Memang sih, untuk membuat seseorang jatuh cinta terhadap sesuatu yang akan di investasikan, itu memang perlu proses. Saya pun demikian. Pada awalnya, suami saya sangat getol membicarakan investasi, tapi saya tidak peduli, yang penting sekarang saya dan anak-anak bisa makan, beli pakaian, jalan-jalan... that's it.
Tetapi ternyata tidak sesederhana itu. Bagaimana jika nanti sesuatu hal buruk yang tidak terduga menimpa keluarga saya?, khususnya yang menyangkut masalah financial?, apakah selamanya harus hidup seperti apa adanya, tidak memikirkan masa depan?, anak-anak bagaimana?, pendidikannya?, kesehatannya?... Wah, lalu saya berpikir keras gimana caranya supaya saya bisa jatuh cinta sama yang namanya "investasi".
Buat saya, masa depan adalah hari ini. Saya sangat percaya pada perkataan "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian dan akan menemukan wujudnya di masa mendatang". Biar saja, rumah dan mobil saya jelek sekarang. Padahal, kalaupun dipaksakan, saya dan suami mampu untuk hidup bermewah-mewah saat ini. Tapi saya mikir, ngapain beli Jaguar milyaran, toh bentuk ban nya masih sama bundar dan kalau kena macet, masih berhenti juga...
Suatu hari, saya baca di salah satu koran nasional. Koran tersebut menyajikan judul besar "SEDIA PAYUNG SEBELUM BADAI, pertama-tama orang harus melek investasi, kemudian berinvestasilah sebelum badai ekonomi menggulung"... Iiih, maka makin semangat saya untuk berinvestasi.
Pernah saya terbengong-bengong, ketika menyaksikan seorang kerabat membeli gebyok jawa untuk menghias rumahnya. Padahal, kalau dihitung-hitung, harga gebyok jawa itu senilai satu hektar lahan sawit..... Memang, berinvestasi adalah masalah keyakinan. Ada yang bisa meneropong, ada yang tidak bisa dan ada yang remang-remang. Kadang, ada yang berpatokan pada penghasilan bulanan, alias gaji. Bagaimana mau investasi, wong gaji aja pas-pasan?. Pada dasarnya, besaran gaji bukanlah faktor penentu soal mampu tidaknya seseorang berinvestasi. Faktor penentunya adalah gaya hidup dan pola pikir. Jangan berpikir bahwa kita tidak bisa menabung lantaran gaji sedikit. Itu tidak benar. Gaji berapa pun, kalau memang kita masih berpola pikir boros ya sama saja.
Ada tiga tipe kepribadian orang dalam urusan duit. Tipe pertama adalah Si Boros. Ini orang yang doyan ganti-ganti ponsel, mengkoleksi kartu kredit, cita-cita hidupnya bersenang-senang, tetapi uang habis terus. Tipe kedua adalah Si Hemat. Ini tipikal orang yang getol menabung, cita-citanya banyak uang, tapi uangnya tidak banyak-banyak amat. Tipe ketiga adalah Si Investor. Orang jenis ini bercita-cita membangun dana masa depan dan ingin menikmati hari tua, tidak mau repot kalau dirinya sudah tidak mampu untuk menghasilkan uang.
"PADA AKHIR ZAMAN, KELAK MANUSIA HARUS MENYEDIAKAN HARTA UNTUK MENEGAKKAN URUSAN AGAMA DAN URUSAN DUNIANYA" (HR. Atthabrani)

28 Maret 2008

Separuh nyawa

Separuh nyawa saya hilang..........

Kemaren, anak sulung saya kembali masuk asrama sekolahnya setelah libur selama seminggu. Dia adalah separuh nafas saya, dan saya yakin, setiap orang akan merasakan bingung, sedih, kehilangan dan tidak ikhlas ketika separuh nyawa nya 'hilang', walau untuk sementara. Perasaan itu muncul secara otomatis pada diri seorang ibu seperti saya.
Dia, lelaki kecil itu -yang sekarang sudah tidak kecil lagi-, sudah berubah baik secara fisik maupun pemikiran. Ada ketakutan dalam diri saya, takut kalah pinter dan kalah kuat menghadapi hidup. Saya melihat potensi dia sebagai anak sulung, sudah mampu mengerti apa arti tanggung jawab. Dia sudah banyak berubah, dan saya kagum padanya. Saya merasa punya hutang, karena dia belajar semua itu justru tidak dari saya. Dia mencoba mencari arti hidup yang akan dihadapi, seorang diri tanpa didampingi oleh saya. Dan memang begitu seharusnya, karena dia laki-laki. Saya tidak boleh takut dan cemas, karena semua ini merupakan pembelajaran buat saya dan dia.
Ketika masih kecil, dia berlaku sebagaimana anak kecil pada umumnya, nakal dan usil, sampai-sampai saya tidak pernah membayangkan akan terjadi perubahan pada dirinya.
Seminggu lalu, waktu dia kembali ke rumah untuk berlibur, semua daya dan upaya saya konsentrasikan hanya untuk dia. Bahkan, malam menjelang kedatangan, mata saya sulit terpejam, waktu terasa begitu sangat lambat. Dan selama seminggu menemaninya, saya lepaskan semua aktivitas saya yang tidak ada hubungannya dengan dia.
Dan hari ini, dia sudah kembali disibukkan oleh rutinitas sekolahnya. Saya yakin, dia pun menyadari semuanya ini agar mendapat yang terbaik. Sekali lagi, saya harus tawakal, ikhlas, percaya dan selalu berdo'a yang terbaik untuk dia.
Seandainya saja saat ini bisa kukatakan jangan kau tinggalkan.......

24 Maret 2008

Do'a

Tadi siang, saya mengantar jama'ah umroh saya ke bandara Soekarno-Hatta. Ketika berpamitan, saya bilang ke salah satu jama'ah : "do'ain saya ya bu...". Ibu itu balik bertanya : "wah, do'ain apanya ya mbak, wong udah kemilikan semua". Eh, bengonglah saya...
Sebetulnya, siapa saja sih yang boleh berdo'a/nitip do'a/di do'akan?.
Arti do'a adalah memohon atau meminta sesuatu yang bersifat baik kepada Allah SWT, seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita selalu berdo'a setiap saat karena Allah Maha Mendengar.
Tujuan berdo'a adalah memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT, agar selamat dunia akhirat, untuk mengungkapkan rasa syukur dan meminta perlindungan Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk.
Suatu hari, saya pernah ngobrol dengan salah satu Kiai besar di Jawa Timur. Alhamdulillah, beliau diberi kenikmatan bahwa anak-anaknya selalu berhasil dalam belajar/menuntut ilmu. Ada yang meraih gelar cumlaude dari universitas terkenal di LN, ada yang mengambil kuliah di 2 universitas negeri sekaligus dengan jurusan yang tidak biasa, ada lagi anak beliau yang masih berusia belasan tapi sudah menghafal sekian belas juz dalam Al Qur'an. Saya bertanya kepada beliau "ya Ustadz, apa sih rahasianya?". Dengan santai beliau menjawab : "saya selalu minta do'a kepada siapa saja untuk anak-anak saya, termasuk kepada penjahat dan bajingan...".
Saya lalu berfikir, orang jahat aja do'anya di dengar sama Allah, apalagi orang baik. Dan bahkan do'a orang yang teraniaya malah justru lebih maqbul. Tuhan bukan hanya ada untuk orang-orang yang ta'at saja, tapi juga ada untuk orang-orang yang berdosa.
Trus, apa ada yang tidak beres pada diri saya, sehingga orang yang saya titipi do'a kok malah meragukan saya?. Kadang-kadang, keadaan yang membuat saya jadi sombong, seolah saya udah nggak perlu do'a dan di do'akan. Seringkali saya di GE ER in sama situasi dan kondisi. Padahal, saya adalah seorang wanita yang sangat biasa yang tidak bisa hidup tanpa cinta dari orang-orang yang mencintai. Saya selalu berusaha dalam setiap apapun, agar semuanya menjadi baik, bi idznillah tentunya. Jadi, saya masih perlu diingetin dan di do'ain agar tidak terlena oleh semua keberhasilan yang sudah di gariskan Allah yang diberikan kepada saya.
Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui segala yang terjadi di bumi ini.

14 Maret 2008

Motivasi

Last weekend, i went to Bandung with my hubby secara memang saya lagi sangat suntuk dan menginginkan suasana baru. Banyak hal yang membuat saya suntuk ; masalah kerjaan, kangen anak dan lain-lain. Ya lah, orang hidup mah nggak ada beresnya kalo dipikirin.
Di dalam mobil di kawasan tol Cipularang, kala itu hujan sangat lebat, saya terlibat perbincangan hangat dan 'agak berat' dengan suami saya. Diantaranya tentang harapan-harapan ke depan dan juga tentang motivasi.
Saya tanyakan ke suami saya, "apa sih motivasi itu?". Sepertinya dia kaget juga kok tiba-tiba saya bertanya tentang hal tersebut.
Menurut Wikipedia :
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang memunculkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Dengan kata lain adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) dimaksudkan : desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi.
Untuk menghindari kekurangtepatan penggunaan istilah motivasi ini, perlu dipahami tentang adanya istilah-istilah yang mirip dan sering dikacaukan tentang motivasi tersebut, antara lain : motif, motivasi, motivasi kerja, dan insentif.
a. Motif
Kata motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dikatakan bahwa rumusan yang berbunyi motive are the way of behaviour adalah tepat. Artinya, mengapa timbul tingkah laku seseorang, itulah motive.
b. Motivasi
Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan. Oleh karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan.
c. Motivasi kerja
Bertolak dari arti kata motivasi tadi, maka yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja adalah : atasan, rekan sekerja, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Jadi motivasi individu untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya.
d. Insentif
Istilah insentif (incentive) dapat diganti dengan kata : alat motivasi, sarana motivasi, sarana penimbulan motive atau sarana yang menimbulkan dorongan. Dengan pembatasan-pembatasan penggantian istilah-istilah tersebut diatas, dapatlah dihindari pengkacaubalauan penggunaan istilah yang menyangkut motivasi tersebut.
Kenapa tiba-tiba saya penasaran dengan arti "motivasi?"
Selama ini, alhamdulillah saya ditunjuk untuk menangani suatu project kerjasama dengan salah satu lembaga pendidikan di Inggris. Saya sadar, ini merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan bagi saya karena akan menambah pengalaman hidup saya. Kesadaran saya bermula dari ketika saya diutus beberapa kali ke negoro Inggris secara gratis, alias saya pergi dibiayai oleh instansi suami saya. Dan, saya pun tidak sendiri, tetapi didampingi oleh beberapa rekan.
Ternyata, ngerjain project dengan wong bule gampang-gampang sulit. Nah... berawal dari inilah timbul pertanyaan saya tentang motivasi.
Seiring berjalannya waktu, saya merasa 'single fighter' dalam mengerjakan project-project tersebut. Ide, inisiatif hampir semuanya datang dari diri saya. Sementara, beberapa rekan saya 'adem ayem' saja. Sepertinya kok saya nggak ikhlas ya. Saya mengeluh... Dimana kesadaran mereka?.
Suami saya berpendapat, ada beberapa kemungkinan kenapa rekan-rekan saya berbuat demikian. Mereka tidak ngerti apa yang harus diperbuat atau mereka sibuk dengan tugas intinya dan bisa jadi mereka sangat mempercayai saya, bahwa segala sesuatu akan running well bila dikerjakan oleh saya. That's it. Saya positive thinking saja.
So, ambil positifnya saja. Apabila kita merasa mampu mengerjakan sesuatu, kerjakanlah. Innallaaha ya'lamu maadza ta'maluun... Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.

10 Maret 2008

Monyet




Ada apa dengan monyet ?
Beberapa waktu lalu, ketika saya mengantar teman-teman bule saya ke Bali, mampirlah kami ke Monkey Forest di daerah Ubud. Foto-foto diatas menggambarkan betapa sebenarnya saya sangat 'over acting' (atau salting???) ketika berhadapan dengan monyet...
Dan, tampaknya sang monyet juga bingung, kenapa nih manusia kok jadi aneh sekali... padahal si monyet hanya sekedar numpang nangkring karena penasaran pengen kenalan dengan wanita cantik berkulit mulus, suiiit suiiittt.....
Lalu, kenapa mesti monyet? bukan kera?
Monyet bisa multi arti ;
- yang sebenarnya adalah nama hewan yang mirip dengan manusia
- apabila di ucapkan dengan nada marah dan ditujukan kepada lawan bicara, maka akan menyebabkan orang tersinggung
- pantas untuk 'misuhi' orang... nggak mungkin ada orang misuh dengan kata-kata "kera luh..."
- dan juga tidak ada orang latah dengan menyebut "aduh kera..."
"Monyet-monyet di hutan, sadarkah kalian selalu diperolok oleh manusia?"
"Hei manusia, kalian ini aneh... mengapa tidak akui saja bahwa pada dasarnya kita memang punya kesamaan?"
Laula al ilmu lakaana annaasu kal bahaaimi = kalaulah bukan karena ilmu, maka manusia bagaikan binatang


02 Maret 2008

Fenomena AAC the movie

Untuk kedua kalinya saya nonton Ayat-Ayat Cinta (AAC). Kemaren malam, saya menemani sang suami. Tidak ada yang beda dari film tersebut dengan yang saya tonton pertama kali.
Film AAC menjadi fenomenal, seperti novelnya. Pertama kali di launch, langsung meledak di pasaran. Bayangkan saja, saya datang jam 20:00 untuk beli tiket yang tayang jam 22:30. Ternyata sold out. Adanya untuk pertunjukan jam 23:30. Padahal seluruh studio di bioskop tersebut menayangkan AAC, dan pada jam berbeda dan waktu yang berurutan. Memang, waktu itu malam minggu, AAC ditayangkan secara midnight.
Kami berdua jarang sekali nonton film Indonesia. Untuk kali ini, karena keterikatan emosi dengan Mesir, jadi kami bela-belain nonton AAC. Memang sih, sebagian membangkitkan kenangan-kenangan suami saya. Seperti ; ketika antara penghuni flat lantai atas dan bawah, membutuhkan sesuatu, maka 'timba' yang bertindak. Masing-masing saling mengerek keranjang, seperti hendak menimba air dari sumur dan di dalam keranjang diletakkan segala sesuatu yang diperlukan.
Ada juga 'ashir mango, flat yang kumuh dan kotor, suasana Khon Kholili, pasar yang menjual aneka rupa barang dari souvenir hingga tho'am khas Mesir, banyak coretan tulisan Arab, tembok-tembok tidak terawat... dan, memang begitulah adanya di Mesir sana.
Adapun sungai Nil, Pyramid, Masjid Sholahuddin Al 'Ayyubi, memang kentara sekali palsu. Tapi tidak mengurangi rasa ke -Mesir- an nya.
Saya yakin, seandainya pengambilan gambar AAC benar-benar di lakukan di Mesir, bisa jadi film ini 'lebih meledak' dari sekarang. Saya sempat membaca blog nya mas Hanung Bramantyo tentang dibalik layar pembuatan film AAC. Banyak sekali kendala-kendala yang ditemui. Terutama di Mesir. Biaya produksi jadi sangat mahal, karena harus kerjasama dengan PH Mesir. Harga yang ditawarkan sangat-sangat tidak realistis. Saya nggak heran sih, pancene wong Mesir nek karo duit, motone ijo.
Saya juga bisa membayangkan, bagaimana pihak produser pada awalnya meragukan kesuksesan film ini. Karena, biasanya film yang adopted dari novel, hasilnya tidak bisa sama persis. Apalagi yang berbau agama.
Film AAC baru diputar beberapa hari dan langsung jadi fenomena. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari film AAC. Semoga para penonton film dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam film tersebut, bukan hanya penasaran saja. Harapan saya, ke depannya akan semakin banyak film-film yang mengandung nilai positif.