07 Januari 2009

Jangan malu bermimpi

Malam ini, seperti malam yang sudah-sudah, saya tidak bisa tidur. 2 tahun belakangan, saya menderita insomnia berat atau dalam Medline Medical Encylopedy ; insomnia is difficulty getting to sleep or staying asleep, or having non-refreshing sleep for at least 1 month without any known physical or mental condition.
Seorang sahabat pernah nasehati, seandainya bukan diri sendiri, lalu siapa yang bisa mengobati?. Karena hal tersebut merupakan salah satu dari akibat tekanan psikis dan mental dari dalam diri. Hehehe...
Menurut analisa saya, 2 tahun belakangan ini memang saya punya 'kerjaan' yang cukup menyita pikiran, bukan fisik. Apalagi didukung oleh karakter yang perfeksionis. Ketika konsultasi ke dokter, dia bilang : "Kalau seandainya kerjaan gag selesai, apa anda akan langsung dipecat?"... hehehe. "Manajemen pikiran anda yang kurang bagus. Harusnya anda bisa memilah kapan saatnya kerja dan saatnya istirahat".
Saya suka bermimpi!... Bagi saya, mimpi adalah kunci untuk menaklukkan dunia!. Berlarilah, tanpa lelah hingga dapat meraihnya... Wuaaah, terlalu muluk ya!...
Sebelum tidur, saya membiasakan diri membuat dream book. Saya menulis dan menvisualisasikan impian-impian hidup saya ke dalam sebuah "e-diary". Bukan hanya menuliskan saja, tapi tak jarang saya juga menceritakan impian-impian kepada sahabat-sahabat dekat.
Bagi saya, ini adalah cara efektif untuk membuat saya terus termotivasi dan selalu teringat dengan impian hidup yang ingin saya capai. Dalam kurun waktu tertentu, apa yang saya tulis dalam "e- diary" hampir sebagian besar sudah tercapai.
Dalam sebuah perbincangan, saya memberi kesempatan kepada beberapa teman untuk menceritakan impian hidupnya, banyak diantara mereka yang tidak berani melakukannya. Alasanya sederhana, MALU kalau dikira bermimpi besar. MALU kalau nanti tidak tercapai...
Belajar dari Nabi Yusuf AS, salah satu terwujudnya impian Yusuf adalah karena ia berani menceritakan impiannya kepada ayah dan saudaranya-saudaranya ; ".............. wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku". (QS. 12 ayat ke-4)
Seandainya ia meredam impiannya tersebut rapat-rapat, barangkali ceritanya akan berbeda. Sebab kita tahu, bahwa puncak kebencian saudara- saudaranya terjadi saat Yusuf menceritakan impiannya. Cerita terus bergulir hingga Yusuf berhasil mewujudkan impianya.
Ya, sebaiknya kita berani untuk bermimpi, sekaligus berani menceritakan impian tersebut kepada orang lain, khususnya orang-orang yang dekat dengan hidup kita. Seperti halnya suatu bisnis, perlu dikomunikasikan agar orang lain bisa bekerja sama dengan kita.
Demikian juga impian perlu dikomunikasikan untuk membuka jalan kita meraih impian tersebut. Orang-orang yang ada disekeliling kita akan menjadi "reminder" yang sangat bagus dan efektif untuk impian-impian hidup kita.
Ternyata, insomnia saya ada manfaatnya ; membuat saya semakin lama bisa "merajut" MIMPI...
So, jangan pernah malu bermimpi dan menceritakannya kepada orang lain.