14 November 2007

Karena wanita ingin dimengerti

Seharian tadi saya menemani sahabat saya yang sedang mudik ke Jakarta secara dia tinggal di London. Sebenernya, saya baru kali pertama jumpa dia tapi perasaan kok kayak udah kenal suwi. Dan sebegitunya saya cepet akrab sama seseorang, jadi walaupun baru kenal beberapa detik, saya sudah merasa enjoy ngapa-ngapain.
Yang namanya wanita, dalam bahasa jawa adalah akronim dari wani noto = berani menata. Ya menata rumah tangga, menata hati, menata suami, menata anak, menata keluarga, menata hidup, menata karier, menata posisi, menata keuangan, menata diri, menata pekerjaan, menata segalanya sehingga semuanya bisa merasa dan terasa nyaman. Isn’t it? Jangan di protes!!!.
Wanita dilahirkan mempunyai kodrat untuk mengabdi, kepada siapa saja yang patut dan harus dia mengabdikan dirinya. Sejauh ini, mengabdi kepada Sang Pencipta adalah kewajiban utama. Selanjutnya, bagi yang masih single, mengabdi kepada orang tua dan bagi yang sudah double (hehehe) mengabdi kepada suami adalah kewajiban yang harus dilaksanakan secara ikhlas dan tanpa pamrih. Tujuannya adalah mengharap ridho Allah supaya berkah dunia akherat.
Posisi wanita juga bermacam-macam. Ada yang dikodratkan sebagai murni ibu rumah tangga dan ada pula yang dikodratkan menjadi wanita karier, juga ada ibu rumah tangga sekaligus berkarier. Eh?. Tapi, masing-masing ada tugas, kewajiban dan tantangannya. Mungkin bagi para pria, makhluk jenis apakah wanita itu?.
Dadi uwong kudu sawang sinawang (bahasa jawa), baytu abii khoirun min baytika (bahasa arab), rumput tetangga lebih hijau daripada rumputnya embek, hehe (bahasa Indonesia). Segitu banyak teman wanita saya, macam-macam pula posisinya. Dan alhamdulillah saya bisa menyelami dan memahami siapa mereka.
Siang tadi, ketika saya menemani sahabat saya ke mall, salut saya sama dia. Tapi herannya, dia juga salut sama saya. So?, siapa yang salah?. Enggak ada.
Kesalutan saya bermula dari ketika dia membanding-bandingkan mesin cuci di sebuah gerai elektronik, bukan hanya harga yang dia bandingkan tapi kapasitas dan kualitas si mesin cuci tersebut, tangguh apa enggak, sehari bisa muter berapa kali dll. Saya bilang sama dia, “wah, kok teliti banget ya mbak, kalo saya, asal sesuai kebutuhan, merk nya qualified dan harganya realistis, ya langsung saya beli”. Sahabat saya komentar, “iyalah, situ kan sibuk, jadi maunya yang praktis-praktis”. Hehehe, bentul, bener dan betul.
Ketika saya ajak ke tempat barang-barang berat (hardware), setelah mendapatkan sesuatu yang dicari, dia melihat-lihat beberapa asesoris rumah yang sungguh, sebelumnya saya don’t care about it. Dia sampai minta maaf, karena seharusnya tidak mengajak saya ke tempat-tempat yang begitu. Tapi saya salut dan enjoy. Dan ketika dia begitu senang melihat ada furniture bagus dan harganya murah, saya tambah minder. Adakah sesuatu dalam diri saya yang hilang?. BANYAK!!!.
Dan ketika bercerita, bagaimana dia merajut hari-harinya secara dia mendampingi sang suami gawe di negri orang, saya tambah sesak nafas. Kursus merangkai bunga, memasak, merias. Oh?, hihihihi… semua kegiatan tadi -yang seharusnya saya kenal- sungguh sangat asing bagi saya. Dan tidak pernah terbayang di benak saya akan menguasai hal-hal yang SEHARUSNYA DIMENGERTI oleh SEORANG WANITA.
Tapi, ketika dia berkomentar, “situ enak, mandiri, sibuk ada kerjaan, punya penghasilan sendiri, kalau mau apa-apa tinggal beli, mengerti bisnis, walaupun sibuk tapi suami dan anak-anak terurus”, tiba-tiba saya mendadak pusing. Sekali lagi, siapa yang salah???. Enggak ada.
Ya, KARENA WANITA INGIN DIMENGERTI, LEWAT TUTUR LEMBUT DAN LAKU AGUNG…
“robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa”

(terimakasih kepada sahabat saya, mb id yang telah membuka mata saya sehingga Insya Allah kelak saya bisa menjadi yang lebih baik, best wishes, Allah bless u)