Pepatah mengatakan : "habis manis sepah dibuang"... Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa sesuatu yang sudah nggak terpakai lagi, nggak bermanfaat lagi, nggak enak lagi, yaaa di buang aja. Walaupun sebelumnya terasa manis, nikmat dan lezat. Itu kalau dalam komposisi makanan. Sedangkan dalam perbuatan, walaupun meninggalkan kesan bagus, tapi kalo udah nggak butuh, yaaa di buang aja. Sangat manusiawi sekali....
Dimana-mana, orang kalo lagi butuh dan lagi perlu sesuatu, atau bahasa kerennya 'lagi ada maunya', pasti berbagai cara akan di lakukan untuk mendapatkan simpati, bantuan, perhatian kepada seseorang yang dia ingini demi mendapatkan tujuan yang dimaksud.
Sekarang saya sedang merasakan itu, 'habis manis sepah di buang'. Entah sengaja atau tidak atau bisa jadi mungkin hanya perasaan saya aja kali...
Dimana-mana, orang kalo lagi butuh dan lagi perlu sesuatu, atau bahasa kerennya 'lagi ada maunya', pasti berbagai cara akan di lakukan untuk mendapatkan simpati, bantuan, perhatian kepada seseorang yang dia ingini demi mendapatkan tujuan yang dimaksud.
Sekarang saya sedang merasakan itu, 'habis manis sepah di buang'. Entah sengaja atau tidak atau bisa jadi mungkin hanya perasaan saya aja kali...
Beberapa kerabat yang pernah saya urusi beberapa urusannya dan secara maksimal saya berbuat agar semuanya berjalan baik, tiba-tiba nyuekin saya. Ada yang selama 1 tahun saya temani dalam urusan hamil dan melahirkan, ada juga kerabat yang sudah saya bantu dalam hal travelling, pengurusan dokumen perjalanan Umroh dan ke Inggris, sekarang semuanya tiba-tiba 'mencampakkan' saya... hehehe. Karena mungkin mereka merasa saya 'udah nggak enak', 'udah nggak bermanfaat', so... buang aja.
Sebenarnya saya nggak boleh nggersah. Digawe enteng bae lah. Berbuat amal kebaikan, nggak sepatutnya dihitung-hitung, mara'i nggak ikhlas thok. Lha kalo memang nggak mau disakiti, ya jangan punya urusan sama orang.
Tidak, saya tidak menganggap itu sebuah ke-sakit hati-an. Lucu aja. Nggak papa lah, mungkin saya juga pernah 'nggituin' orang, memperlakukan orang secara tidak baik. Bisa jadi tho... kan yang bisa melihat kekurangan diri kita hanya orang lain. Coba aja, apa bisa kita mencium punggung kita sendiri?.
Lha terus piye?, apa saya harus ikut-ikutan berbuat begitu?, nggawe loro atine uwong?.
Seharusnya tidak. Wis, ikhlasno aja.
Sesungguhnya manusia tak kan bisa, menikmati surga tanpa IKHLAS di hatinya. Sesungguhnya manusia tak kan bisa menyentuh nikmat NYA tanpa TULUS di hatinya.........