23 November 2007

Maafkan

Pada dasarnya saya bukan type pendendam. Jadi, kalo musuhan sama orang, ya cepet baikan lagi. Bisa saya yang minta maaf duluan atau orang lain yang minta maaf. Kadang sering juga sih saya lupa kalo lagi musuhan atau enggak sama orang. Jadi ya udah, besok begitu ketemu udah ngobrol seperti biasa lagi.
Tapi, saya paling sulit untuk memaafkan diri sendiri. Apalagi kata orang-orang, saya orangnya galak tapi ramah, baik hati dan tidak sombong, hehehe... Kalo saya melakukan kesalahan, sering keingetan terus. Ibu saya sampe bilang 'jangan terlalu keras pada diri sendiri, bisa repot lho'. Biar kejadian kecil atau sepele, bisa berbulan-bulan kemudian baru saya merasa lega. Parah ya?...
Sekarang saya sudah lebih bisa memaafkan diri sendiri, dan ternyata itu sangat melegakan. Lama-lama saya belajar, ngapain juga marah-marah sampai menyalahkan diri sendiri. Ini bikin saya tambah stress dan akhirnya nggak bisa move on. Malah efeknya bisa lebih gawat daripada nggak bisa memaafkan orang lain.
So, kalo kita berbuat kesalahan sampai kita benci pada diri sendiri, boleh aja. Tapi jangan lama-lama. Adukan kemarahan pada YANG DIATAS, bilang OKE saya udah bikin salah dan berjanji nggak diulangi lagi. Insya Allah semuanya jadi lega...








In love

Sepertinya saya jatuh cinta terhadap hidup ini…
Betapa tidak, segitu cepatnya kesenangan dan kesedihan datang silih berganti, seperti tak kenal lelah ‘ngerjain’ saya. For less than 1 month coba bayangin, banyak kejadian yang menimpa diri saya. Dan saya paling benci kalo ada orang yang belum apa-apa mengatakan “ambil saja hikmahnya”… Eh?, emang yang menentukan hikmah adalah kita?, lantas, Tuhan mau di kemanain?...

Sudah diatur sama Yang Maha Kuasa, bahwa setiap hidup manusia, pasti akan mengalami hal yang baik dan buruk, susah dan senang, sedih dan gembira, menangis dan tertawa. Tapi, apakah secepat itu datangnya?. Sebagai orang jawa, saya percaya akan adanya hukum alam. Walaupun suami saya mengatakan itu sebagai ‘klenik’. Contohnya begini ; ketika saya rasakan mata saya ‘kedutan’ yang sebelah kiri, itu berarti musibah atau sesuatu yang tidak mengenakkan akan menimpa saya. dan apabila yang ‘kedutan’ sebelah kanan, berarti sesuatu yang menggembirakan akan menghampiri saya. that’s it. Percaya nggak percaya, tapi sampai saat ini saya merasakan begitu.
2 minggu belakangan, beberapa kejadian yang tidak mengenakkan menghampiri saya. Kenapa?... Saya menyadari bahwa beberapa perlakuan dan perkataan saya telah menyinggung dan tidak berkenan terhadap orang-orang, teman-teman dan kerabat. Tetapi, apakah mereka tau maksud dari semua itu?. Hanya sebagian kecil teman saya yang bisa mengerti kenapa saya sampai melakukan hal-hal yang ‘kurang berkenan’.
Pada dasarnya, saya tidak pernah mau berurusan dengan hal-hal yang tidak mengenakkan. Makanya saya perlu pembelaan diri. Nah, ini dia yang kadang sulit diterima oleh teman-teman, kerabat dan orang-orang yang tidak mengenal saya secara dekat. Sebagian menilai saya terlalu egois, emosian dan undercontrol. So?, setelah beberapa lama kemudian, biasanya orang-orang baru menyadari bahwa apa yang saya ekspresikan adalah benar (atau merupakan suatu kebetulan?).
Saat saya sedang terpuruk begitu, seseorang yang saya hormati dan sudah saya anggap sebagai orang tua saya sendiri, tiba-tiba ‘mencampakkan’ saya. Alasannya sih sangat logis dan bisa di terima akal. Tapi, saya nya itu yang tidak siap. Mbok ya jangan sekarang, biar saya tenang dulu. Timingnya kurang pas. Dia tidak mau tau, dan bahkan benar-benar tidak mau ngerti bagaimana ‘terpuruk’ nya saya pada saat itu. Dia hanya menyampaikan keoptimisan bahwa saya akan dan ‘selalu’ mampu mengatasi semua masalah dalam hidup ini. Hei… I am an extra ordinary woman, punya segala keterbatasan dan kelemahan.
Saya sakit, stress dan hampir mengalami depresi. Tidak biasanya saya ‘melarikan diri’ membutuhkan waktu untuk menenangkan diri beberapa hari. Saya hanya bisa merenung, terdiam dan hanya bisa diam. Saya tidak bisa menangis, airmata saya terlalu mahal untuk itu. Keluarga saya bengong, tidak tau harus gimana. Dan mereka juga kaget, kenapa saya bisa sampai begitu. Berarti masalah yang saya alami sudah sangat berat. Saya sulit memejamkan mata, tidak nafsu makan dan malas berinteraksi dengan orang lain.
Kepada siapa lagi saya akan mengadu selain kepada NYA?. Nah, baru boleh disimpulkan bahwa ada hikmah dibalik kejadian-kejadian yang menimpa seseorang. Inna ma’al ‘usri yusroo. Fainna ma’al ‘usri yusroo…
Alhamdulillah, sekarang saya sudah berangsur-angsur membaik. Walaupun belum 100% pulih. Saya belum mampu menjalin komunikasi dengan orang-orang yang sudah membuat saya jadi ‘terpuruk’ beberapa saat. Tapi, saya tidak dendam, hanya perlu waktu.
So, sepertinya saya jatuh cinta terhadap hidup ini, atau jangan-jangan hidup ini jatuh cinta kepada saya???... Wallahu a'lam.

22 November 2007

Guilty feeling

Have u ever had a guilty feeling with anyone?, especially with the one you loved?. Dunno why that guilty feeling and regrets always come late. Akhir-akhir ini saya merasa bahwa saya terlalu cengeng, gampang menangis dan selalu merasa bersalah melakukan sesuatu, baik itu yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari. Kata temen2 sih saya sensi banget….
Saya juga merasakan itu dan memang berasa jadi aneh. Ibu, teman, kakak, sodara dan beberapa kerabat yang dekat dengan saya juga merasakan keanehan yang terjadi pada diri saya.
So, beberapa hari kemaren saya melakukan introspeksi, dimana letak penyebab keanehan saya tersebut. Tidak mungkin kalo sesuatu terjadi tanpa sebab. Saya merenung, berfikir dan mengingat-ingat apa gerangan penyebabnya saya jadi cengeng.
Beberapa bulan belakangan, saya merasa sangat dekat dengan seseorang. Prosesnya terjadi begitu saja. Di awali dari sebuah hubungan pekerjaan yang lama kelamaan membuahkan ketergantungan yang menurut saya semakin lama semakin tidak sehat. Harusnya kami saling menyadari bahwa ada batasan-batasan yang harus di patuhi.
Saya merasa menemukan ‘sesuatu ‘ selama saya dekat dengan teman saya tersebut, sesuatu yang tidak saya dapatkan dari orang-orang terdekat saya selama ini. Sepertinya 'kekosongan' hati bisa terpenuhi. Tetapi, apakah selamanya akan begini terus?.
Seseorang akan menjadi merasa bersalah, karena memang melakukan kesalahan yang terus dipelihara, secara sengaja dan disadari. Terus, bagaimana cara mengakhiri perasaan bersalah tersebut hingga nantinya tidak akan timbul kembali?. Mungkin yang paling mudah adalah INTROSPEKSI. Coba renungkan hal-hal apa saja yang sudah diperbuat sehingga perasaan bersalah itu muncul. Dimulai dari dalam hati yang paling dalam. Kemudian, JANGAN PERNAH MEMBANDINGKAN. Apa saja yang kita miliki, kita harus merasa puas karena sudah digariskan dan ditakdirkan oleh Yang Di Atas.
Well, mencoba sesuatu yang baru memang tidak mudah. Tetapi, apabila kita tidak berani dan tidak pernah merasakan sesuatu yang baru, kita tidak akan mendapatkan pengalaman yang mungkin suatu saat sangat berharga buat hidup kita.
Sekarang, saya sedang berusaha 'mencoba' untuk melupakan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan hati dan merugikan orang lain sehingga menjadikan saya merasa bersalah terus menerus. SANGAT SULIT memang. Tapi, kalo nggak dicoba, saya yakin, akan semakin terpuruk oleh ketidakpastian yang akan merugikan diri sendiri. Dan, guilty feeling akan terus menghantui saya yang akhirnya saya tidak kreatif, berkembang dan menjadi diri sendiri.

20 November 2007

This life

Kita hidup hanya sekali, tetapi jika kita menjalaninya dengan benar, maka sekali berarti CUKUP.

DIMANA KITA BISA TEMUKAN KEINDAHAN HIDUP?
Suatu malam, di sebuah sudut alun-alun kota, sepasang suami istri pedagang makanan, meringkuk dalam tenda, di kelilingi oleh beberapa orang anaknya. Hujan deras turun sejak petang. Makanan yang di jajakannya sudah dingin dari tadi, tapi mereka tetap saling bercanda sambil membiarkan suara radio kecil meramaikan suasana.
Suami istri itu saling berucap : "Kau pasti rugi pak". "Ya tidak apa-apa, semoga besok cuaca terang". "Kita ini pedagang kecil, tak punya apa-apa, jadi kalau toh rugi, kita tak kehilangan apa-apa. Orang yang takut kehilangan, biasanya mereka yang merasa memiliki apa yang di usahakannya".
"Padahal, siapa yang bisa menjamin tak ada hujan malam ini?. Betapa hebatnya pemilik hujan sehingga bisa membuat dagangan kita tak ada yang membeli?. Bahkan kita sendiri tak kuasa atas perniagaan ini".
Ah, betapa sederhananya. Bila kita mengaku berkuasa atas apa yang kita "miliki", kita tercebur dalam lautan diri yang menenggelamkan saat apa yang kita miliki hanyut terbawa ombak. "Memiliki" adalah rantai besi yang mengikat kita pada batu karang dasar laut. Menyadari ketidak kuasaan diri di hadapan semesta raya, adalah kunci pembuka rantai itu.
Hidup ini terkadang aneh. Kalau kita menolak untuk menerima bukan yang terbaik, seringkali kita justru akan menerimanya......

19 November 2007

Udah nggak enak

Pepatah mengatakan : "habis manis sepah dibuang"... Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa sesuatu yang sudah nggak terpakai lagi, nggak bermanfaat lagi, nggak enak lagi, yaaa di buang aja. Walaupun sebelumnya terasa manis, nikmat dan lezat. Itu kalau dalam komposisi makanan. Sedangkan dalam perbuatan, walaupun meninggalkan kesan bagus, tapi kalo udah nggak butuh, yaaa di buang aja. Sangat manusiawi sekali....
Dimana-mana, orang kalo lagi butuh dan lagi perlu sesuatu, atau bahasa kerennya 'lagi ada maunya', pasti berbagai cara akan di lakukan untuk mendapatkan simpati, bantuan, perhatian kepada seseorang yang dia ingini demi mendapatkan tujuan yang dimaksud.
Sekarang saya sedang merasakan itu, 'habis manis sepah di buang'. Entah sengaja atau tidak atau bisa jadi mungkin hanya perasaan saya aja kali...
Beberapa kerabat yang pernah saya urusi beberapa urusannya dan secara maksimal saya berbuat agar semuanya berjalan baik, tiba-tiba nyuekin saya. Ada yang selama 1 tahun saya temani dalam urusan hamil dan melahirkan, ada juga kerabat yang sudah saya bantu dalam hal travelling, pengurusan dokumen perjalanan Umroh dan ke Inggris, sekarang semuanya tiba-tiba 'mencampakkan' saya... hehehe. Karena mungkin mereka merasa saya 'udah nggak enak', 'udah nggak bermanfaat', so... buang aja.
Sebenarnya saya nggak boleh nggersah. Digawe enteng bae lah. Berbuat amal kebaikan, nggak sepatutnya dihitung-hitung, mara'i nggak ikhlas thok. Lha kalo memang nggak mau disakiti, ya jangan punya urusan sama orang.
Tidak, saya tidak menganggap itu sebuah ke-sakit hati-an. Lucu aja. Nggak papa lah, mungkin saya juga pernah 'nggituin' orang, memperlakukan orang secara tidak baik. Bisa jadi tho... kan yang bisa melihat kekurangan diri kita hanya orang lain. Coba aja, apa bisa kita mencium punggung kita sendiri?.
Lha terus piye?, apa saya harus ikut-ikutan berbuat begitu?, nggawe loro atine uwong?.
Seharusnya tidak. Wis, ikhlasno aja.

Sesungguhnya manusia tak kan bisa, menikmati surga tanpa IKHLAS di hatinya. Sesungguhnya manusia tak kan bisa menyentuh nikmat NYA tanpa TULUS di hatinya.........

18 November 2007

Luluh

segenap hatiku luluh lantak
mengiringi dukaku
yang kehilangan dirimu
sungguh ku tak mampu
tuk meredam
kepedihan hatiku
merelakan kepergianmu..........

14 November 2007

Karena wanita ingin dimengerti

Seharian tadi saya menemani sahabat saya yang sedang mudik ke Jakarta secara dia tinggal di London. Sebenernya, saya baru kali pertama jumpa dia tapi perasaan kok kayak udah kenal suwi. Dan sebegitunya saya cepet akrab sama seseorang, jadi walaupun baru kenal beberapa detik, saya sudah merasa enjoy ngapa-ngapain.
Yang namanya wanita, dalam bahasa jawa adalah akronim dari wani noto = berani menata. Ya menata rumah tangga, menata hati, menata suami, menata anak, menata keluarga, menata hidup, menata karier, menata posisi, menata keuangan, menata diri, menata pekerjaan, menata segalanya sehingga semuanya bisa merasa dan terasa nyaman. Isn’t it? Jangan di protes!!!.
Wanita dilahirkan mempunyai kodrat untuk mengabdi, kepada siapa saja yang patut dan harus dia mengabdikan dirinya. Sejauh ini, mengabdi kepada Sang Pencipta adalah kewajiban utama. Selanjutnya, bagi yang masih single, mengabdi kepada orang tua dan bagi yang sudah double (hehehe) mengabdi kepada suami adalah kewajiban yang harus dilaksanakan secara ikhlas dan tanpa pamrih. Tujuannya adalah mengharap ridho Allah supaya berkah dunia akherat.
Posisi wanita juga bermacam-macam. Ada yang dikodratkan sebagai murni ibu rumah tangga dan ada pula yang dikodratkan menjadi wanita karier, juga ada ibu rumah tangga sekaligus berkarier. Eh?. Tapi, masing-masing ada tugas, kewajiban dan tantangannya. Mungkin bagi para pria, makhluk jenis apakah wanita itu?.
Dadi uwong kudu sawang sinawang (bahasa jawa), baytu abii khoirun min baytika (bahasa arab), rumput tetangga lebih hijau daripada rumputnya embek, hehe (bahasa Indonesia). Segitu banyak teman wanita saya, macam-macam pula posisinya. Dan alhamdulillah saya bisa menyelami dan memahami siapa mereka.
Siang tadi, ketika saya menemani sahabat saya ke mall, salut saya sama dia. Tapi herannya, dia juga salut sama saya. So?, siapa yang salah?. Enggak ada.
Kesalutan saya bermula dari ketika dia membanding-bandingkan mesin cuci di sebuah gerai elektronik, bukan hanya harga yang dia bandingkan tapi kapasitas dan kualitas si mesin cuci tersebut, tangguh apa enggak, sehari bisa muter berapa kali dll. Saya bilang sama dia, “wah, kok teliti banget ya mbak, kalo saya, asal sesuai kebutuhan, merk nya qualified dan harganya realistis, ya langsung saya beli”. Sahabat saya komentar, “iyalah, situ kan sibuk, jadi maunya yang praktis-praktis”. Hehehe, bentul, bener dan betul.
Ketika saya ajak ke tempat barang-barang berat (hardware), setelah mendapatkan sesuatu yang dicari, dia melihat-lihat beberapa asesoris rumah yang sungguh, sebelumnya saya don’t care about it. Dia sampai minta maaf, karena seharusnya tidak mengajak saya ke tempat-tempat yang begitu. Tapi saya salut dan enjoy. Dan ketika dia begitu senang melihat ada furniture bagus dan harganya murah, saya tambah minder. Adakah sesuatu dalam diri saya yang hilang?. BANYAK!!!.
Dan ketika bercerita, bagaimana dia merajut hari-harinya secara dia mendampingi sang suami gawe di negri orang, saya tambah sesak nafas. Kursus merangkai bunga, memasak, merias. Oh?, hihihihi… semua kegiatan tadi -yang seharusnya saya kenal- sungguh sangat asing bagi saya. Dan tidak pernah terbayang di benak saya akan menguasai hal-hal yang SEHARUSNYA DIMENGERTI oleh SEORANG WANITA.
Tapi, ketika dia berkomentar, “situ enak, mandiri, sibuk ada kerjaan, punya penghasilan sendiri, kalau mau apa-apa tinggal beli, mengerti bisnis, walaupun sibuk tapi suami dan anak-anak terurus”, tiba-tiba saya mendadak pusing. Sekali lagi, siapa yang salah???. Enggak ada.
Ya, KARENA WANITA INGIN DIMENGERTI, LEWAT TUTUR LEMBUT DAN LAKU AGUNG…
“robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa”

(terimakasih kepada sahabat saya, mb id yang telah membuka mata saya sehingga Insya Allah kelak saya bisa menjadi yang lebih baik, best wishes, Allah bless u)

07 November 2007

Enjoy your jazz

Suatu hari, saya diajak kawan untuk menikmati jazz di Ronnie Scott’s Jazz Club di daerah Oxford Street, London. Bagi saya, musik apa saja asyik, asal bukan yang gedebag gedebug (rock) dan bikin pinggul bergoyang (dangdut) atau yang bikin ngantuk (keroncong). Saya sendiri sebenarnya bukan penikmat jazz sejati, tapi karena menurut saya musik jazz enak di dengar, apa salahnya saya menerima ajakan kawan saya tersebut.
Malam itu, pertunjukan di bawakan oleh James Taylor Quartet, salah satu kelompok jazz terkenal di kota London. Musik dan lagu yang dimainkan sungguh sangat enak di dengar, mengalun lembut dan sesuai irama. Saya pun larut dalam suasana. Dan saya lihat, semua yang hadir sangat menikmati alunan musik yang dimainkan, termasuk dua kawan saya.
Bagi anda penikmat jazz sejati, mungkin sudah tidak asing lagi dengan gaya para pemain musiknya. Anda akan mampu menerjemahkan setiap gerakan para pemain dan merasakan kenikmatan bagaimana memainkan alat musik tersebut.
Tetapi bagi anda yang bukan penikmat jazz sejati, mungkin akan timbul pertanyaan, itu mereka sedang ngapain...?. Berikut sedikit penjelasan yang mungkin bisa bermanfaat bagi anda yang mencoba menikmati musik jazz :
  1. Perhatikan pemain drum nya ; bayangkan saja, seolah-olah dia baru menelan bola bekel, sehingga kepalanya ndut-ndut an, ngangguk-ngangguk sak geleme dewe.
  2. Pemain gitar, terbayang nggak kayak anak kecil lagi maen lompat tali?, loncat sana loncat sini seolah-olah kabel gitar listriknya sebagai tali untuk melompat. Dan bayangkan pula, apabila dia kesetrum, pasti tambah seru dan gaya rambutnya yang tadinya rapi akan jadi njegrak gag karuan.
  3. Pemain organ, pasti kakinya gag bisa diem. Bisa jadi dia kesemutan atau kram atau bisa juga ada uler ngruwel di ujung celana jeans nya, dan dia berusaha dengan susah payah melepaskan kruwelan si uler itu.
  4. Vokalis, gayanya yang lincah dan suaranya yang pasti sangat merdu. Bibirnya yang sangat dekat dengan mic dan fasih melantunkan lagu, liatin deh kayak habis kelolodan mie, megap-megap gag jelas. Dan pinggulnya itu, megal megol kayak orang kremian.
  5. Pemain saxophone, meliuk-liuk kayak kemasukan coro, kegelian dan berusaha untuk mengeluarkan si kecoak yang sedang asyik lari-larian di dalam bajunya.
  6. Perhatikan pula para pengunjung lainnya, kalo anda menjumpai salah satu dari mereka ngangguk-ngangguk, belum tentu dia menikmati suasana. Bisa jadi dia ketelen permen karet dan sedang berusaha mengeluarkannya.

So, enjoy your jazz…

London, 18 Maret 2007
(thanks to pak Aidinal & pak Riza yang sudah ntraktir saya malam itu, jazaakumullah khoiron katsiiroo…)

06 November 2007

Londo

Dulu waktu kecil, kalo ngliat film barat di TV, saya dan adik2 berkomentar “ih, sing maen wong Londo”. Pokoknya, waktu itu, orang yang kulitnya putih dan rambutnya pirang, saya menyebutnya “wong Londo”, entah itu berasal dari negara mana. Dulu juga, saya sering membayangkan, “negorone wong Londo” itu jauuuhhh banget, ngomongnya pake “bahasa inggris”, orangnya “Londo kabeh”, makanannya “roti & keju”, ceboknya “nganggo tisu”… hehehe. Saya juga nggak pernah membayangkan, kapan akan mengunjungi negara yang penduduknya “Londo kabeh”.
Beberapa puluh tahun kemudian…
Akhirnya saya mengunjungi “negoro Londo”, tepatnya Inggris. Alhamdulillah, pertengahan Juni, saya diberi kesempatan oleh salah satu instansi pemerintah Inggris, untuk berkunjung ke sana dalam rangka school partnership. Selama 10 hari di “negoro Londo”, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dan bayangan2 masa kecil saya akan “negoro Londo”, hampir 70% adalah benar.
Yang pertama kali saya rasakan adalah, everything are expensive. Ouw, pasti itu… gimana tidak, mata uang kita dikalikan “sekian belas ribu”. Hehehe… kalo mau beli apa2, ya jangan dikalikan, bisa2 mati berdiri. Kedua, shock culture… wah wah wah. Biarin aja dikatain norak. Pancene aneh2 kok. Masak, orang ciuman di mana2, di tempat2 umum. Soalnya, di negara saya nggak ada tuh gitu, malah ada UU nya lagi. Lumayanlah, itung2 pertunjukan gratis. Ketiga, masalah cuaca. Sebelum berangkat, beberapa kawan dan kerabat yang sudah pernah ke Inggris, mengatakan bahwa bulan Juni sedang summer, enak udaranya kayak di Puncak. Jadi, jangan takut kedinginan. Saya membayangkan, oooh… Puncak, ya dinginnya gitu doang deh, paling pake sweater aja udah anget.
Ternyata, pada waktu pesawat mendarat di Gatwick, pilot mengatakan bahwa cuaca di luar sekitar 12 celcius!!!... waduh, misuhlah saya ke semua orang yang mengatakan di Inggris lagi enak cuacanya… Dan menurut keterangan dari orang2 setempat, summer di Inggris ya sekitar segituan deh, paling panas ya 20an celcius. Bayangan2 akan selalu menggigil dan gigi gemerutuk, sudah ada di depan saya. Karena, baju2 hangat yang tadinya sudah saya siapkan, saya tinggal di rumah. Walhasil, untuk mengakali terjadi hal2 yang nggak diinginkan selama di Inggris, kemana2 saya selalu pakai baju rangkap 5!!!... hmmm, norak ya. Biarin. Dan betapa terbengong2nya saya sewaktu melihat bahwa di sekitar saya, “wong2 Londo” hanya berpakaian ala kadarnya, tipis dan nggak jarang saya jumpai orang2 pakai kaos singlet dengan dada or punggung terbuka lebar. Gila, kuat bangeeet, mungkin mereka punya kulit setebal kulit badak kali ya…
Masalah keempat yang saya hadapi adalah, sulitnya c*bok, hohoho… di setiap toilet yang saya jumpai, pasti ada tulisan “please keep the toilet clean and tidy”. Weleh… piye ki, saya yang biasanya jebar jebur, kok suruh pake tisu. Tengok kanan kiri, yang ada cuma tisu… Malah yang lebih ekstrem lagi, di beberapa tempat, toiletnya menggunakan karpet super tebal yang biasanya kalo di rumah, saya gunakan untuk menjamu tamu istimewa... Ngok!.
Makan, its not a big problem for me, i think. Saya termasuk orang yang pemakan segala (baca: rakus, hehe), doyanan gitu. Tapi, ini urusannya beda. Agak sulit menemukan makanan halal di Inggris, kalopun ada, rasanya itu lho… menggemaskan. Asin enggak, anyep enggak, manis enggak, pedes enggak. Gimana tuh. Untungnya, keadaan ini sudah saya antisipasi, jadi kalo kemana2, saya selalu membawa abon, saos sambal dan kecap, yang saya buntel rapat2 di tas, karena kalo nggak, saya takut kepergok sama anjing yang lagi lewat…:)
Masuk angin, hahaha… ini general problem deh kayaknya. Dalam kondisi kedinginan, capek, asupan makanan berkurang dan perbedaan waktu yang sangat mencolok, semua orang akan menderita penyakit “entering the wind” ini. Yang terjadi adalah, selama perjalanan kemanapun di “negoro Londo”, aroma parfum berubah menjadi aroma minyak kayu putih dan minyak kapak. Norak ya… biarin.
Tetapi, disamping semua kejadian dan permasalahan diatas, bayangan masa kecil saya akan “wong Londo”, jadi agak sedikit berubah. Ternyata mereka nggak selalu makan “roti & keju”, penduduknya pun nggak “Londo kabeh”, tapi multi cultural, multi etnis yang mana satu sama lain saling menghormati, saling menghargai dan saling menjaga sopan santun. Ada empat hal yang sangat saya senangi terhadap “wong Londo”, mereka punya disiplin tinggi, kesadaran tinggi, high maintenance dan decent behaviour. Masyarakatnya educated, punya kemampuan apa saja. Perbedaan antara si kaya dan si miskin nggak mencolok. Disana yang ada, mobil bagus dan bagus banget, kesejahteraan merata.
But, Indonesia is the one and only country that i love. Dan yang lebih penting lagi, saya bisa c*bok sepuasnya di negara tercinta ini…