27 Februari 2008

Ayat-Ayat Cinta the movie

Semalam saya nonton Ayat-Ayat Cinta the movie d XXI Senayan City. Hmmm... kesimpulan saya, kalo memang penasaran, ya silakan nonton. Tapi kalo udah puas baca novelnya, nikmati saja deh, jangan dipaksain nonton filmnya.
Bagi yang sudah pernah ‘bersentuhan’ dengan Mesir, baik culture, people dan kehidupan sosial sehari-hari, film tersebut ‘kurang nendang’. Tapi, bagi yang belum pernah ‘kenalan’ dengan Mesir, ya cukup ‘nancap’ di hati. Bagi saya yang sudah sangat akrab dengan Mesir (dengan segala kelebihan dan kekurangannya), ‘ke-kurang nendang-an’ nya terlihat pada beberapa lokasi/tempat yang tampaknya (memang) ‘palsu’ ; seperti sungai Nil dan Wisma Nusantara. Adapun sokhro’/padang pasir, itu asli walaupun saya tau itu bukan Egyptian desert.
Para pemain, bolehlah diacungin jempol. Maksudnya, kualitas dan totalitas aktingnya, sangat-sangat bagus. Karena memang mereka yang dipilih adalah artis2 yang qualified. Hanya saja pengkarakteran tokohnya, dengan segala pertimbangan sutradara dan produser, masih banyak yang tidak sesuai dengan karakter di novel.
Kemudian, banyak karakter-karakter yang dihilangkan, seperti ayah dan adik Maria. Padahal mereka berdua cukup berperan dalam penuntasan masalah yang dihadapi oleh Fahri.
Film ini 70% yang diangkat adalah kisah percintaannya. Sedangkan dalam novel, kisah percintaan itu hanya pelengkap saja, yang jadi red line nya adalah perjuangan Fahri dalam mengarungi hidup sebagai mahasiswa Indonesia pas-pasan yang hidup di negeri orang dengan segala lika likunya agar tetap survive baik dalam study maupun kehidupan sehari-hari.
Trus lagi yang bikin janggal, kenapa kok dialognya berbahasa Indonesia?. Sedangkan para pemainnya ber tampang Arab dan settingan lokasinya juga dengan segala daya dan upaya di usahakan seperti aslinya sono (Mesir). Dalam novel, dialog dengan orang Mesir di bahasa Indonesia-kan oleh sang penulis sehingga pembaca merasa puas.
Well, apapun itu, saya sangat menghargai karya sang sutradara, Mas Hanung Bramantyo. Dengan segala usaha dan do’a telah berhasil mewujudkan apa yang telah dicita-citakan selama ini, yaitu menyutradarai film bernuansa Islam...