Setelah kejadian "kesenggol maut" seminggu yang lalu, saya terus menerus istighfar. Kejadian tersebut membukakan mata saya, bahwa ternyata masih ada orang baik di dunia ini, khususnya di Ibukota Jakarta. Saya nggak nyangka... Entah karena saya nya yang selalu su'udzon atau aware, sehingga saya sering nggak percaya sama orang.
Sampai detik ini (dan sampai kapan?), saya nggak tau dan nggak kenal siapa orang baik, yang ngeboncengin saya pakai motor, menghalau kemacetan Jakarta menuju RS Medistra dan menjadikan saya (Alhamdulillah) masih bisa bernafas sampai saat ini. Disamping rencana dan takdir Allah, kalau nggak ada 'orang yang baik hatinya itu', nyawa saya pasti sudah melayang.
Kenapa saya langsung menilai bahwa orang itu adalah orang baik?. Bayangkan saja, dalam kondisi macet, saya yang bermobil, tiba-tiba membuka kaca dan tanpa basa-basi meminta tolong kepada pengendara motor yang ternyata 'orang yang baik hatinya itu', "pak... tolong... saya sesak nafas". Orang itu, dengan menggunakan helm tertutup dan penutup hidung, langsung saja mengiyakan.
Kenapa ya?, siapa dia?.........
Padahal, pada masa sekarang ini, banyak cara yang dilakukan orang jahat untuk mencelakai korbannya. Tapi, 'orang yang baik hatinya itu' secara spontan langsung mengiyakan permintaan saya... Subhanallah wa Alhamdulillah... dan terimakasih bahwa dia juga telah menganggap saya sebagai orang baik sehingga dia mau menolong saya. Seandainya saja dia menyangka bahwa saya orang jahat, pasti dia akan menolak menolong saya.
Siapapun dia, saya hanya bisa mendo'akan setiap saat. Dan saya pun berani menjamin bahwa dia akan mendapatkan sorga, karena dia telah membuktikan kepada saya bahwa masih ada orang baik......